Minggu, 17 Februari 2013

Utak-atik Warna Kulit dengan Photoshop



Ilustrasi (bisakomputer)
Jakarta - Pernah melihat beberapa cover majalah yang berbeda dengan model dan pose yang sama, tetapi warna kulit si model sampul berbeda-beda?

Sebelumnya tim desainer majalah tentu mengedit terlebih dahulu warna kulit si model supaya tidak kelihatan sama dengan majalah lain yang menggunakan model yang sama.

Biasanya perubahan warna tersebut dalam rangka penyesuaian dengan tema warna yang diusung sampul majalah yang bersangkutan. Kulit si model pun dipermak, dibuat lebih cerah dari aslinya atau malah sebaliknya, diedit hingga tampak seperti habis berjemur matahari alias tanned.

Ingin kulit wajah atau badan di foto kelihatan lebih cerah atau tanned dalam sekejap? Cukup ikuti langkah-langkah berikut ini:

Buka file foto yang akan diedit di Adobe Photoshop. Klik kanan pada layerBackground dan klik Duplicate Layer. Zoom in foto hingga area wajah (serta tubuh, bila ada kulit tubuh yang terlihat) tampak lebih fokus dan detail.

Kemudian klik Quick Mask Mode, klik Brush Tool dan pilih kuas berukuran sedang (pilih kuas berukuran kecil untuk mewarnai area yang susah dijangkau, seperti tepian-tepian dekat rambut, telinga, bibir atau mata).

Kini mulai warnai area kulit yang akan diubah warnanya, kulit yang diseleksi akan ditutupi tinta merah seperti pada gambar.

Seleksi

Lalu klik Quick Mask Mode untuk mengaktifkan mode seleksi (tinta merah hilang dan berubah menjadi garis putus-putus). Klik Rectangular Tool, klik kanan dan pilih Select Inverse. Berikut panduan pemilihan warna kulit:


  • Efek mencerahkan: pilih warna kulit yang paling cerah atau medium dalam foto untuk diaplikasikan ke seluruh kulit.
  • Efek menggelapkan (tanned): pilih warna kulit yang sedikit agak gelap, warna yang paling gelap akan kelihatan berlebihan.
Contoh di bawah ini merupakan hasil dari efek mencerahkan.

Berlebihan

Gambar di bawah ini merupakan contoh efek menggelapkan yang sedikit berlebihan, hasilnya kulit kelihatandusty dan tidak natural.

over

Pada gambar di bawah ini bisa dilihat contoh efek menggelapkan yang cukup sehingga efek kulit tanned pun bisa kelihatan.

Tanned

Hasilnya pengeditan warna kulit pada berbagai jenis warna asli bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

ABC Family's Winter Wonderland Party Celebrating the Network's Annual '25 Days of Christmas'

hasil Akhir

Penutup


Warna kulit yang cerah memang dambaan setiap wanita (dan juga pria beberapa dekade belakangan), meski demikian tetap aplikasikan warna senaturan mungkin. Selamat mencoba.

Selasa, 05 Februari 2013

Perbedaan Work Flow, Usecase, Activity, dan Flow Chart


untuk anak TI/SI sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata, work flow, usecase, activity, dan flow chart. apa sih arti itu semua? mari kita jelaskan...
Untuk membuat suatu aplikasi tidak cukup hanya dengan ide lalu langsung menuangkannya begitu saja ke dalam kodingan pemprograman. Semakin kompleks suatu aplikasi yang akan dibuat maka aka semakin sulit mencapai target jika tidak ada design yang bagus dari aplikasi tersebut. Salah satu bagian design apliaksi adalah penggunaan diagram modelling.
Ada banyak diagram modelling yang dapat kita gunakan, salah satu yang cukup populer adalah UML. Namun begitu, tidak semua diagram modelling cocok dengan apa yang akan kita rancang. Saya disini tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai apa itu diagram modelling atau UML, untuk bahan pembelajaran UML silakan klik link ini. Di artikel ini akan saya jelaskan apa yang dapat kita lakukan untuk menggambarkan suatu proses yang terjadi dalam sistem dengan menggunakan 4 diagram dibawah ini:
  1. Work Flow Diagram
  2. Use Case Diagram
  3. Activity Diagram
  4. Flow Chart
Pertama-tama mari kita mulai dari studi kasus, kita ambil contoh sebuah perusahaan sedang ingin membuat aplikasi pembukuan keuangan perusahaan. Sebelum adanya aplikasi, proses pembukuan masih manual, lihat gambar dibawah untuk lebih jelasnya:workflow_old
Sistem yang lama membutuhkan proses yang memakan waktu dari tahap pengumpulan data hingga hasil pembukan sampai ke manager. Lalu setelah beberapa pertimbangan diputuskan oleh internal perusahaan, sistem yang lama akan diubah menjadi menggunakan program untuk membantu pembukuan. Alur sistem pembukuan yang baru menjadi:workflow_new
Pada sistem yang baru, proses pembukuan keuangan perusahaan dapat dipersingkat dan tidak dibutuhkan banyak SDM untuk melakukan proses pembukuan. Akuntan hanya perlu mengakses database dengan menggunakan program yang telah dibuat, program pembukuan akan secara otomatis membuat laporan pembukuan dari input akuntan sehingga manager dapat langsung melihat hasil pembukuan tanpa waktu lama. Setelah alur kerja sistem yang baru telah didefinisikan dengan jelas, sekarang kita bisa menentukan fungsi apa saja yang terdapat pada program pembukuan yang akan dibuat. Disinilah Use Case diagram digunakan, lihatlah contoh dibawah:use_case
Dari Use Case diagram di atas, bisa kita lihat bahwa program pembukuan yang akan dibuat memiliki fitur input data keuangan, ubah data keuangan, hapus data keuangan, dan buat pembukuan. Dengan dibuatnya diagram ini kita sekarang memilki gambaran jelas mengenai bisa apa program yang akan dibuat nanti sehingga mempermudah kita dalam mengingat fungsi yang ada pada program. Sekarang untuk memperjelas proses bisnis yang ada pada sisem pembukuan yang baru, kita bisa membuat activity diagram dari salah satu fungsi program yang telah dijabarkan di diagram Use Case, di sini diambil fungsi pembukuan karena fungsi tersebut memiliki proses bisnis. lihatlah gambar di bawah ini:activity
Activity diagram di atas telah memberikan gambaran kepada kita bagaiman program harus bekerja ketika fungsi pembukuan dilaksanakan. Sekarang dari activity diagram di atas, kita buat flowchart-nya yang dijadikan landasan untuk kodingan pemprograman dari proses pembukuan.
flowchart
Diagram flowchart di atas, menggambarkan alur kerja fitur dari program  pembukuan yang akan pada tingkatan hampir menuju kodingan pemprograman.
Dari penggunaan 4 diagram di atas, sekarang kita bisa melihat kesinambungan antara keempat diagram tersebut, secara garis besar fungsi dari keempat diagram tersebut jika dirangkai menjadi satu kesatuan adalah:
  1. Work Flow Diagram, untuk menggambarkan alur kerja aplikasi yang akan dibuat pada tingkatan paling umum yang dapat dijadikan sebagai landasan pembuatan diagram pada tingkatan yang lebih khusus
  2. Use Case Diagram, untuk menggambarkan fungsi apa saja yang ada pada aplikasi sehingga nanti mempermudah kita dalam mengingat fitur-fitur yang ada pada aplikasi tersebut dan sebagai landasan pada diagram activity
  3. Activity Diagram, untuk menggambarkan alur kerja aplikasi secara lebih mendetail namun masih pada tingkatan umum, diagram ini lebih digunakan untuk menjelaskan proses bisnis dari aplikasi
  4. Flow Chart, untuk menggambarkan alur kerja aplikasi secara lebih mendetail dan berada pada tingkatan teknis sehingga dapat digunakan untuk membantu konstruksi aplikasi
Perlu dicatat bahwa penggunaan diagram dalam menggambarkan suatu proses pada aplikasi tidak mesti hanya 4 jenis seperti yang telah dijelaskan pada artikel ini, banyak tersedia jenis diagram dan anda juga dapat membuat diagram anda sendiri selama ada aturan jelas dalam penggambaran diagramnya. Anda juga bisa mengganti salah satu dari keempat diagram yang dijelaskan di artikel ini seperti menggantikan activity diagram dengan statechart diagram, kedua diagram tersebut mempunyai fungsi yang sama namun berbeda dalam cara penampilan diagram.
Kombinasi dari keempat diagram yang saya jelaskan di sini merupakan salah satu kombinasi diagram yang saya rasa dapat memberikan gambaran jelas alur kerja aplikasi dan mudah untuk dimengerti. Selamat bersenang ria dengan UML dan diagram lainnya, hehe.

7 Langkah Mudah Dalam Membangun Sistem Informasi ERP karya Mulia Hartono
berikut  7 Langkah membangun sistem Informasi , yakni :

1. Perencanaan
 orang bijak mengatakan untuk mencapai seribu langkah harus dimulai dengan satu langkah. Demikian juga dengan membangun sistem informasi, langkah pertama kita adalah membuat perencanaan(planning).
Perencanaan adalah membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi. kalau kita ingin membangun rumah maka kita akan melakukan perencanaan bagaimana pondasinya , bagaimana struktur bangunannya, mau memakai material apa saja, apa warna dindingnya, tak ketinggalakan pula merencanakan anggaran budget yang harus kita keluarkan. begitu pula untuk membangun sistem informasi, sistem informasi apa saja, sistem informasi HRD, Logistik, Finance semuanya harus direncanakan.
Dalam perencanaan, hampir semua pihak yang terlibat dalam proyek sistem informasi harus diikutsertakan, mulai manajer proyek (Project Manager) , user, calon pengguna sistem informasi, Busines Process Analyst , Sistem Analyst, Programmer sampai Tester.
Ada point-point penting perencanaan yang perlu dibuat dalam membangun sistem informasi :
a. Feasility study, yaitu membuat studi kelayakan untuk sistem informasi yang akan dibuat, seperti membuat kajian bagaimana proses bisnis akan berjalan dengan sistem baru dan bagaimana pengaruhnya.
b. Budget, yaitu membuat alokasi dan pengaturan pembiayaan proyek, termasuk biaya perjalanan dan biaya lembur
c. Sumber daya, yaitu membuat alokasi sumber daya yang akan dipakai dalam proyek, misalnya jumlah tim, ketersediaan perangkat komputer dan sumber daya yang lain.
d. Cakupan (Scope) , yaitu menentukan batasan ruang lingkup sistem informasi yang akan dibangun.
e. Alokasi waktu, yaitu membuat alokasi waktu untuk keseluruhan proyek, setiap langkah, setiap tim, dan masing-masing aktifitas, mulai perencanaan sampai saat sistem informasi go live.
2. Analisa
Setelah perencanaan selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). Analisa adalah menganalisa workflow sistem informasi yang sedang berjalan dan mengindentifikasi apakah workflow telah efisien dan sesuai standar tertentu.
Analisa dilakukan oleh Business Processs Analyst (BPA) yang berpengalaman dan/atau memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisa.
Analisa biasanya dilakukan dengan beberapa cara :
a. Ikut terlibat, BPA ikut terlibat langsung dan mengamati workflow yang sedang dijalankan.
b. Wawancara, BPA melakukan wawancara kepada user yang menjalankan workflow dalam sistem manajemen.
3. Desain
Setelah proses analisa selesai, selanjutnya adalah membuat desain (desgin). Desain adalah langkah yang sangat penting dalam siklus SDLC karena langkah ini menentukan fondasi sistem informasi. kesalahan dalam desain dapat menimbulkan hambatan bahkan kegagalan proyek.
Ada 2 jenis desain yang dibuat di langkah ini, yaitu desain proses bisnis dan desain pemrograman.
a. Desain Proses Bisnis
Seperti halnya analisa, desain proses bisnis juga dikerjakan oleh BPA. BPA akan mendesain kembali semua workflow agar menjadi lebih efisien dan mengintegrasikannya satu sama lain menjadi satu kesatuan.
Contoh desain proses bisnis adalah Order to Cash, yaitu mendesain bagaimana workflow dari proses penerimaan order reparasi/service mobil, proses pembagian kerja di tim mekanik hingga proses saat pelanggan melakukan pembayaran di kasir.
b. Desain Pemrograman
Desain pemrograman dilakukan oleh Sistem Analis (SA) yaitu membuat desain yang diperlukan untuk pemrograman berdasarkan desain proses bisnis yang telah dibuat oleh BPA. desain ini akan menjadi pedoman bagi programmer untuk menulis source code. Desain pemrograman meliputi :
1). Desain database, Mendesain database merupakan tantangan terbesar dalam membangun sistem informasi, yaitu bagaimana menyimpan data dan bagaimana mendapatkan kembali dengan mudah. tidak sembarangan orang yang mendesain database harus paham, Database Management System (DBMS) , relasi database bagaimana membagi database ke beberapa tabel yang saling berkaitan,  Normalisasi database agar database yang dibangun dalam bentuk normal.dsb.
2). Desain Screen Layout, yaitu tampilan depan layar. desain user-friendly , mudah dipahami, mudah digunakan, navigasi nya jelas. pemilihan warna juga berpengaruh pada nyamannya user menggunakan sistem informasi.
3). Desain Diagram Proses, yaitu flowchart yang menggambarkan algoritma dan logika suatu program.
4). Desain Report Layout, yaitu desain laporan yang dihasilkan dari sistem informasi, bagaimana mengatur text saat laporan diprint dsb.
4. Pengembangan
Pekerjaan yang dilakukan di tahap pengembangan (development) adalah pemrograman. Pemrograman adalah pekerjaan menulis program komputer dengan bahasa pemrograman berdasarkan algoritma dan logika tertentu. orangnya disebut Programmer.
Dalam menulis program, programmer akan berpedoman pada desain yang dibuat oleh System Analyst, misalnya desain database, screen layout, report layout dan  desain diagram proses.
Saran untuk Programmer
a. Buatlah program flow sesederhana mungkn, demikian pula flow logic nya. Hindari trik-trik pemrograman yang tidak perlu. Hal ini paling sering dilakukan programmer pemula. sebuah program dikatakan baik bila dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan dan program flow atau flow logicnya dapat dengan mudah dimengerti oleh programmer lainnya dan tidak diukur dari berapa jumlah baris source-code nya.
b. Hindari penggunaan hard code dalam program, yaitu memasukkan kode-kode tertentu yang bersifat absolut sehingga ketika sistem informasi akan diimplementasikan ke anak perusahaan lain, sistem tersebut menjadi tidak bisa digunakan.
c. Buatlah dokumentasi untuk setiap program yang terdiri atas dokumentasi dalam source code program dan berupa keterangan tentang flow logic program.
d. Buatlah standarisasi untuk program, misalnya nama program dan gaya penulisan program.
e. Buatlah library yang berisi kumpulan source  code , baik function, include, subroutine dan lain-lain yang dapat dipakai ulang.
f. Biasakan meletekkan source code di flow logic yang sesuai, misalnya perintah untuk mencari data diletakkan di flow logic data retrieval.
g. Jangan mulai menulis program sebelum program flow dan seluruh flow logic-nya dimengerti
5. Testing
Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang berarti tidak ada yang sempurna di dunia ini.Hal ini berlaku juga pada sistem informasi buatan manusia. oleh sebab itu, perlu suatu proses untuk menguji mutu sistem informasi . proses ini lazim disebut testing.
Testing adalah proses yang dibuat sedemikian rupa untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian hasil sebuah sistem informasi dengan hasil yang diharapkan. ketidaksesuaian tersebut dapat berupa penyimpangan dari yang seharusnya(discrepancies) atau kesalahan proses (bug). Discrepancies disebabkan oleh perencanaan, analisa, dan desain yang tidak berjalan dengan baik, sedangkan bug disebabkan oleh pengembangan yang tidak benar. semakin besar dan kompleks sebuah sistem informasi , semakin besar pula kemungkinan memiliki discrepancies dan bug.
6. Implementasi
Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama.
Proses Implementasi :
a. Memberitahu user
b. Melatih user
c. Memasang sistem (install system)
d. Entri/Konversi data
e. Siapkan user ID
7. Pengoperasian dan Pemeliharaan
Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan.  selama sistem informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap sistem informasi, antara lain :
a. System Maintenance
System Maintenance adalah pemeliharaan sistem informasi, baik dari segi hardware maupun software. System maintenance diperlukan agar sistem informasi dapat beroperasi dengan normal untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
b. Backup & Recovery
Sistem informasi yang baik harus mempunyai perencanaan backup dan recovery. Sistem informasi yang sedang beroperasi sewaktu-waktu dapat terganggu, misalnya oleh kerusakan perangkat keras (hardware), serangan virus, atau bencana alam.
Backup adalah kegiatan membuat duplikat program aplikasi dan database dari production Environtment ke dalam media lain seperti tape dan CD, sedangkan recovery adalah kebalikan dari backup, yaitu mengembalikan program aplikasi dan DBMS sebuah sistem informasi yang rusak ke keadaan semula dengan memakai data dari hasil backup.
c. Data Archive
Data-data sistem informasi yang tersimpan dalam database di harddisk disebut data on-line. seiring dengan berjalannnya waktu, data tersebut akan terus bertambah sehingga dapat menyebabkan harddisk penuh dan menurunkan kinerja DBMS.
Untuk itu dalam jangka waktu tertentu data-data tersebut perlu di-archive. Data Archive adalah proses mengekstraksi data dari database dan menyimpannya di media lain seperti tape dan CD yang disebut data off-line . dan menghapusnya dari hard disk.