Kamis, 08 November 2012

Etika dan Tanggung Jawab Keilmuwan


Ilmu pengetahuan digunakan sebagai sarana mempermudah manusia mencapai dan mendapatkan tujuan hidupnya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga berfungsi sebagai fasilitator. Fasilitator yang berupa sandaran untuk melakukan sesuatu. Karena ilmu pengetahuan adalah jembatan bagi manusia untuk mempermudah mendapatkan keinginannya dan manusia dapat berbuat banyak.
Dalam hal ini diperlukannya  Peran para  ilmuwan,  antara lain mereka harus peka terhadap perubahan sosial dan berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Mereka juga bertanggung jawab terhadap hasil penelaahan penelitian agar bermanfaaat bagi masyarakat. Teori adanya komunikasi antar warga dapat menjadi acuan untuk menerapakan masyarakat yang bebas juga dapat diterapkan. Seorang ilmuan harus membuka diri pada fakta-fakta baru dan mencoba berusaha memahaminya demi kebahagiaan umat manusia. Meraka juga harus mempunyai rasa iba yang merupakan implikasi dari rasa cinta yaitu berusaha untuk benar-benar memahami penderitaan agar mampu menyembuhkannya.
Oleh karena itu tanggung jawab utama ilmuwan terhadap dirinya sendiri, sesama ilmuwan, dan masyarakat ialah menjamin kebenaran dan keterandalan pernyataan-pernyataan ilmiah yang dibuatnya dan dapat dinuat oleh sesame ilmuwan lainnya. Selain itu ilmuwan harus bisa berlaku obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan harus bisa mengakui kesalahan. Tanggung jawab ilmiah seperti ini adalah tanggung jawab masyarakat ilmiah yang lazim dan sudah berlaku turun-temurun. Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa seorang ilmuwan seharusnya tidak menerima begitu saja menerima pernyataan seorang ilmuwan lain sebagai sesuatu yang benar, walaupun misalnya ilmuwan yang dihadapinya itu adalah ilmuwan ternama. Dan tidak boleh mengambil keputusan berdasarkan perasaan karena pengembangan ilmu berdasarkan prasangka ini harus dibayar mahal, karena tidak mustahil banyak bakat-bakat terpendam telah salah diarahkan ketika lulus dari sekolah dasar dan tidak muncul di permukaan sebagai kaum yang cerdik pandai.
Ada sekiranya beberapa masalah yang banyak dipertanyakan oleh banyak orang. sekiranya seorang ilmuwan menemukan sesuatu yang menurut dia berbahaya bagi kemanusiaan maka apa yang harus dia lakukan? Apakah dia menyembunyikan penemuan tersebut sebab dia merasa bahwa penemuan itu banyak menimbulkan kejahatan dibandingkan dengan kebaikan? Ataukah dia akan bersifat netral dan menyerahkannya kepada moral kemanusiaan untuk menentukan penggunaanya?
Menghadapi masalah tersebut majalah fortune mengadakan angket yang ditujukan kepada ilmuwan di USA. Berdasarkan hasil angket tersebut, lebih dari 75 persen menyatakan bahwa ilmuwan tidak boleh menyembunyikan hasil penemuan mereka apaun bentuknya dari masyarakat luas serta apapun yang menjadi konsekuensinya. Kenetralan ilmuwan dalam hal ini disebabkan anggapannya bahwa ilmu pengetahuan merupakan rangkaian penemuan yang mengarah kepada penemuan selanjutnya. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak melalui lncatan-loncatan yang tidak berketentuan melainkan melalui proses komulatif secara teratur. Penyembuhan penyakit kanker harus didahului dengan penemuan dasar di bidang biologi molekuler. Penemuan laser memungkinkan penggunaannya sebagai terapi medis dalam berbagai penyakit. Demikian selanjutnya di mana usaha menyembunyikan kebenaran dalam proses kegiatan ilmiah merupakan kerugian bagi kemajuan ilmu pengetahuan selanjutnya. Dalam penemuan ini ilmu pengetahuan bersifat netral.
Akan tetapi Seorang ilmuwan tidak boleh memutarbalikan penemuannya bila hipotesisnya yang dijunjung tinggi yang disusun di atas kerangka pemikiran yang terpengaruh preferensi moral ternyata hancur berantakan karena beertentangan dengan fakta-fakta pengujian. Seorang ilmuwan yang di atas landasn moral memilih untuk membuktikan bahwa generasi muda kita berkesadaran tinggi (dia terikat pada generasi muda) atau membuktikan bahwa hasil pembangunan itu efektif (dia terikat pada kebijaksanaan pemerintah) maka dalam hasil penemuannya dia bersifat netral dan membebaskan diri dari semua keterikatannya yang membelenggu dia secara sadar atau tidak. Penyimpangan dalam hal ini merupakan pelanggaran moral yang sangat dikutuk masyarakat ilmuwan. Kenetralan dalam hal di atas itulah yang menjadikan ilmu bersifat universal. Ilmu mengabdi kemanusiaan dengan menyumbangkan penemuan-penemuan yang didapatkannya lewat kegiatan ilmiah.
Dalam mengolah suatu penemuan, seorang ilmuwan perlu memperhatikan urutan dari langkah langkah – penelitian, sehingga terdapat kesinambungan antara langkah – langkah tersebut. Dari sumber – sumber yang telah kami pelajari, kami hanya akan membahas dua langkah penelitian.
Context of discovery adalah menyangkut dimana ilmu pengetahuan itu ditemukan. lmu pengetahuan tidak muncul begitu saja, ada hal yang melahirkannya. Ada perasaan, keinginan, kepentingan pribadi, sosial, budaya, politik yang ikut mewarnai dan mendorong penelitian dan kegiatan ilmiah. Hubungan antara tanggung jawab ilmuwan dan COD ini adalah kadang kala para ilmuwan mengembangkan penetahuannya bukan semata-mata hanya untuk ilmu itu sendiri, tetapi ada hal lain yang menyebabkan adanya ilmu pengetahuan itu. Salah satunya adalah karena keprihatinan para ilmuwan terhadap perkembangan kehidupan manusia. Mereka mengumpulkan masalah yang dihadapi masyarakat dan berupaya untuk mencari solusi dari permasalahan itu.
Context of Justification merupakan konteks pengujian ilmiah terhadap hasil penelitian dan kegiatan alamiah berdasarkan kategori dan kriteria yang murni ilmiah. Hubungan antara COJ dengan tanggung jawab ilmuwan adalah, hakikatnya konsekuensi dalam kegiatan penelitian harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain rasionalitas atau berkaitan dengan nilai kebenaran, berkaitan dengan ilmu-ilmu empiris, penilaian hasil kegiatan ilmiah hanya didasarkan pada keberhasilan dan kegagalan empiris. Yang harus menjadi fokus utama dari seorang ilmuwan dalam menetapakan konteks mana yang penting dan harus diperhatikan adalah dengan melihat beberapa aspek dari konsekuensi setiap konteks. Namun yang paling harus diperhatikan oleh ilmuwan adalah context of discovery karena dalam konteks ini, diperhitungkan apakah ilmu itu berguna atau tidak. Sedangkan dalam context of justification, segala kriteria kebenarannya tidak bisa dibantah dan dianggap benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar