Kemajuan
teknologi menjadikan kehidupan lebih mudah dan menyenangkan, tapi dampak
negatif kemajuan itu juga tidaklah sedikit, misalnya polusi yang menyebabkan
kerusakan lingkungan dan pemborosan sumbar daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.Seandainya kemajuan teknologi hanya mengutamakan kecanggihannya
tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya bagi kehidupan maka sesungguhnya
kehadirannya bukanlah kemajuan tapi justru sebuah kemunduran. Teknologi yang
merugikan bagi lingkungan adalah sebuah belati yang menikam dari belakang.
Kehadiran
teknologi ramah lingkungan adalah solusi bagi kehidupan berkesinambungan yang
dapat dipertanggungjawabkan, kebutuhan akan hal itu adalah mutlak. Jika tidak ,
maka hal itu akan menjadi beban berat bagi generasi berikutnya dimana mereka
akan mewarisi sampah polusi dan segudang masalah lingkungan yang mempengaruhi
kehidupan paling dasar.
Sayangnya
kemajuan teknologi ramah lingkungan ini masihlah hal langka (juga mahal), hanya
dapat dinikmati dengan pengorbanan sumber daya yang besar dan oleh
negara-negara maju saja. Sementara
masyarakat negara berkembang masih kesulitan mengakses teknologi semacam ini. Padahal
banyak sumber daya alam dan pendukung kehidupan bumi berbasis di negara-negara
berkembang. Sehingga terdapat
kesenjangan antara usaha pelestarian lingkungan dengan penerapan teknologi yang
mendukungnya.
Kesenjangan ini hanya dapat diatasi jika
negara maju memberikan kemudahan bagi negara berkembang untuk mengakses
teknologi ramah lingkungan yang mereka hasilkan seluas-luasnya. Sehingga ada
sinkronisasi antara pelestarian lingkungan dengan teknologi yang digunakan.
Jangan sampai ketika negara berkembang dapat menikamati teknologi ramah
lingkungan pada saat itu lingkungan sudah terlanjur rusak atau terpolusi parah,
hutan telah habis, air tercemar, udara kotor, sampah menumpuk, sumber daya alam
menipis drastis, dan manusia sedang sakit-sakitan menghadapi gejala perubahan
iklim global.
DEFINISI
“Teknologi” lebih bermakna sebagai penerapan
pengetahuan untuk tujuan praktis. Sedangkan “teknologi hijau” adalah teknik
untuk menghasilkan energi dan/atau produk yang tidak mencemari atau meracuni
lingkungan hidup. Teknologi hijau masih terus dikembangkan hingga saat ini.
Untuk
masa datang, “teknologi hijau” merupakan suatu bidang yang akan melahirkan
banyak inovasi dan perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Boleh dikatakan
perkembangan teknologi hijau ini dapat disejajarkan dengan ledakan “teknologi
informasi” selama dua dekade terakhir ini.
Teknologi hijau merupakan salah satu upaya
untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini.
Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai
perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa
merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Beberapa teknik untuk pencapaian
sustainabilitas tersebut, yang telah banyak dikenal, antara lain :
- Produk Daur Ulang yaitu
penciptaan (siklus) produk-produk manufaktur yang sepenuhnya dapat direklamasi
atau digunakan kembali.
- Inovasi teknologi hijau
merupakan pengembangan teknologi alternatif baik berupa bahan bakar fosil atau
bahan kimia hasil dari budidaya tanaman – yang telah terbukti tidak merusak
kesehatan dan lingkungan hidup.
Bidang-bidang Teknologi Hijau
Renewable Energy (Energi Terbarukan)
Energi terbaharui mendapatkan energi
dari aliran energi yang berasal dari "proses alam yang
berkelanjutan", seperti sinar matahari, angin, dan panas bumi. Mengingat keterbatasan sumber energi
berbahan baku fosil (minyak, gas dan batubara), maka energi menjadi masalah
yang paling mendesak dalam bidang teknologi hijau, termasuk didalamnya pengembangan
bahan bakar alternatif atau energi terbarukan yang efisien.
Bangunan
hijau (green building) juga mendapat perhatian penting di bidang teknologi
hijau, segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan rumah atau
infrastruktur yang ramah lingkungan. Penerapannya mulai sejak pemilihan bahan
bangunan hingga lokasi tempat bangunan akan didirikan diharapkan telah
mempertimbangan kelestarian lingkungan hidup.
Green Chemistry (Kimia Hijau)
Hampir
seluruh produk untuk keperluan sehari-hari adalah produk kimiawi. Oleh karena
itu kimia hijau (green chemistry) mulai mendapat perhatian berbagai negara maju
dalam hal penemuan, rancangan dan aplikasi produknya termasuk proses yang
dijaga dari penggunaan bahan beracun atau zat yang berbahaya bagi kehidupan. Bisa
dikatakan kimia hijau adalah pengetahuan basi karena hanyalah hasil kolaborasi
dari beragam disiplin ilmu kimia yang telah mapan sebelumnya. Tapi yang menjadikan dia bersinar di
lingkup kimia adalah konsepnya.
Green Nanotechnology (teknologi nano hijau)
Yang
paling terkini adalah studi tentang Green nanotechnology (teknologi nano hijau)
yang melibatkan manipulasi bahan pada skala nanometer (satu miliar meter).
Beberapa ilmuwan percaya bahwa penguasaan subjek ini di masa datang akan
mengubah cara bagaimana segala sesuatu di dunia ini dibuat. “Green
nanoteknologi” adalah penerapan kimia hijau tingkat lanjut dengan
prinsip-prinsip rekayasa teknologi yang ramah lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar